Minggu, 27 Januari 2013

Andra Alodita, Fotografer Cantik yang Memulai Karir dengan Modal Nekat

img Dok. Wolipop Jakarta - Nama Andra Alodita sudah sangat dikenal di kalangan pecinta fotografi serta para blogger. Sosok wanita cantik yang berprofesi sebagai fotografer ini, ternyata memiliki cerita menarik sebelum ia menggeluti dunia fotografi. Kecintaan Andra terhadap dunia seni, tak membuat wanita kelahiran tahun 1986 itu putus asa untuk menemukan dimanakah letak passionnya tersebut. Berawal dari belajar musik, menari, dan memasak, akhirnya Andra telah menemukan passionnya yang ternyata di bidang fotografi. "Jadi dari kecil itu aku suka seni. Suka banget sama art. Kebetulan kalau di sekolah dulu kan pelajarannya cuma matematika, fisika, nah pokoknya tuh aku paling bagus di bidang kesenian. Terus akhirnya karena penasaran ingin mencoba, jadi aku coba melukis, coba menari, tata boga, sampai akhirnya waktu aku duduk di bangku SMA, aku lihat di internet. Oke seru ya motret. Terus waktu itu belum banyak kamera digital. Nah aku tanya-tanya sama mamaku. Ya udah deh aku dikasih kamera digital sama mamaku dan keterusan sampai sekarang," cerita Andra kepada Wolipop saat ditemui di kawasan Cilandak Tengah, Jakarta, Jumat (14/09/2012). Mulai memiliki hobi terhadap fotografi sejak umur 17 tahun, wanita berusia 25 tahun itu mengaku tidak pernah mengikuti sekolah fotografi. Ia bahkan belajar sendiri dengan kemampuan percaya diri, dan modal nekat untuk langsung terjun ke lapangan. "Aku nggak pernah sekolah fotografi. Memang otodidak. Mulai langsung terjun aja. Belagak gila dan nekat aja. Karena kadang-kadang ada orang yang nunggu punyaperlengkapan ini dulu, punya itu dulu, kelamaan. Jadi mendingan langsung foto aja kerjain apa yang kamu suka," jelas Brand Ambassador Sony itu. Menggeluti industri fotografi di bidang fashion khususnya bagian backstage, merupakan kegemaran Andra. Ia mempunyai alasan tersendiri mengapa lebih suka foto di backstage ketimbang foto sebuah acara fashion show. "Karena kalau di fashion show, apalagi aku nonton gitu ya, kasarnya ya itu cuma kayak model tuh cuma lewat, dan udah pakai baju bagus. Sedangkan kalau di backstage, kita bisa lihat itu drama banget. Baju itu kadang-kadang ada yang belum jadi, jadi dijahit dulu, terus modelnya tiba-tiba ada juga yang jatuh di backstage. Jadi aku lebih suka banget di belakang panggung karena ada dramanya. Lebih seru," papar fotografer wanita yang menjadikan Bali dan China sebagai destinasi liburan favoritnya. Kecintaan Andra terhadap profesinya sebagai fotografer wanita ini membuat ia ingin terus berkecimpung di dunia fotografi hingga tua kelak. Tak hanya itu saja, ia juga memiliki impian untuk mempunyai studio foto sendiri. "Aku mau terus motret sampai tua, sampai nggak bisa motret lagi. Pengen motret terus. Pastinya ya ingin punya studio foto sendiri juga," tutup wanita lulusan Universitas Pelita Harapan jurusan desain komunikasi visual itu. (rma/hst) Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

Evelyn Pritt, Berani Foto Menantang Bahaya Demi Profesionalisme

img Dok. Wolipop Jakarta - Evelyn Pritt adalah salah seorang wanita yang sukses menjadi fotografer komersil. Bagi Anda yang ingin mengembangkan bisnis di dunia fotografi, tidak ada salahnya menyimak cerita perjalanan wanita berumur 34 tahun ini dari sebelum memiliki profesi sebagai fotografer. Evelyn menyukai fotografi sejak kelas 1 SMP. Hobinya mengalir begitu saja karena menurut dia, foto itu bisa disimpan selamanya. "Pertama tertarik sih waktu kelas 1 SMP ya, tiba-tiba ingin motret karena foto tuh bisa ada di kita selamanya," ungkap Evelyn kepada wolipop di Otel Lobby Kamis (13/09/2012). Untuk pertama kali, Evelyn hanya dibelikan kamera analog yang masih menggunakan film. Dia pun mulai belajar hanya dengan membaca buku manual, tidak kursus ataupun kuliah di bidang fotografi. Hobinya semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Mulai dari memotret untuk majalah sekolah hingga menjadi fotografer profesional. Aktif di dunia fotografi saat remaja, ketika memasuki bangku kuliah Evelyn justru memilih melanjutkan pendidikan di jurusan Design Komunikasi Visual, Universitas Pelita Harapan (UPH). Dia pun pernah menjadi Senior Web Designer di Ogilvy Interactive pada 2001 hingga 2003. Namun dia kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan kariernya sebagai web desainer karena dia merasa mengerjakan desain membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan Evelyn merupakan pribadi yang senang dengan hal-hal dinamis. "Mengerjakan desain itu waktunya terlalu panjang, kalau web tuh bisa sebulan sampai tiga bulan baru selesai. Saya orangnya nggak betah diam. Kalau foto, setiap hari tantangannya beda, medannya beda, prosesnya lebih cepat, lebih bergerak, dan lebih banyak keluar juga," ujar Evelyn menjelaskan. Wanita yang hobi travelling ini mulai menjadi fotografer komersial pada 2005. Perjalanan Evelyn menjadi fotografer penuh tantangan yang cukup berisiko. Terkadang demi mendapatkan angle yang bagus, dia harus menantang bahaya. "Kadang buat dapatin angle harus berdiri di posisi yang bahaya juga, pertama kali mencoba lumayan takut, ya, soalnya harus pegang kamera, tripod, terus goyang-goyang walaupun ada asisten yang jagain. Makanya, harus punya asuransi deh kalau mau jadi fotografer," cerita wanita yang sehari-harinya bergaya tomboy itu. Pengalaman menantang bahaya yang pernah dilalukannya adalah naik ke atas forklift (truk pengangkat barang) untuk mendapatkan angle foto dari atas. Dia juga pernah memotret dua anak sedang berenang di sungai dari atas rigging yang ditumpuk-tumpuk. "Itu di sungainya kita bikin rigging dua tingkat ke dasar terus satu lagi tumpuk lagi, naik dari atas cuma besi-besi aja," tuturnya. Kini, karier Evelyn semakin berkembang. Selain menjadi fotografer komersil, dia pun sering dipercaya menjadi pembicara di berbagai acara workshop fotografi. Wanita yang lahir pada bulan Mei 1978 itu juga pernah meraih penghargaan Gold pada acara International Photography Awards 2011. Fotonya yang menampilkan gambar ombak di Bali tersebut kemudian dibeli oleh Nikicio. Brand fashion lokal itu kemudian menjadikan foto tersebut sebagai motif atau print untuk busana produksi mereka. Evelyn memang sudah beberapa kali bekerjasama dengan Nikicio. Sebelumnya berkat kerjasamanya dengan brand yang digawangi oleh Nina Nikicio itu juga pernah membuatnya menang di International Photography Awards 2010. Salah satu foto yang ada di test shoot lookbook Nikicio yang berhasil membawanya menjadi juara. (eny/hst) Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

Inilah Suka & Duka Menjadi Fotografer Wanita

img Dok. Thinkstock Jakarta - Berprofesi sebagai fotografer juga sama seperti profesi lainnya yang memiliki suka dan duka. Pekerjaan yang umumnya banyak digeluti oleh pria ini, justru dijalankan oleh dua wanita muda yang cantik, Andra Alodita dan Nurulita Adriani Rahayu. Belum lama ini, Wolipop berkesempatan untuk mewawancarai mereka. Keduanya dengan senang hati menceritakan berbagai macam pengalaman, hingga suka dan dukanya menjadi seorang fotografer. Andra saat ditemui Wolipop di kawasan Cilandak Tengah, Jumat (14/09/2012), mengaku bahwa profesinya sebagai seorang fotografer di bidang fashion dan wedding, membuat ia memiliki banyak pengalaman yang menarik. Bahkan, ia merasa lebih banyak mendapat sukanya, ketimbang dengan dukanya. "Sukanya karena aku suka jalan-jalan, suka kuliner, aku suka ketemu orang baru, mendapat experience baru, aku suka belajar, jadi lebih banyak sukanya. Kalau dukanya sih paling lebih ke moodnya atau kadang-kadang kita lagi enak-enak foto, terus tiba-tiba ada yang datang lalu ngeremehin dan nanya 'eh alat lo cuma itu aja?'," papar wanita kelulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) jurusan Desain Komunikasi Visual itu. Merasa kesal karena diremehkan orang, tidak membuat Andra putus asa. Justru ia menganggap omongan orang itu sebagai motivasi untuknya. "Kadang-kadang nih kalau foto wedding di depan pelaminan, orang suka 'hah kok fotografernya perempuan ya? Dan dia kok dress up bukan perempuan tomboy'. Kadang-kadang tuh yang melekat di kepala orang fotografer perempuan itu pasti tomboy, yang pakai celana gombrong, baju gombrong, sedangkan aku tuh enggak. Aku pinginnya perempuan banget. Jadi sebalnya karena itu saja. Tapi itu juga jadi motivasi aku juga sih," tambah Andra. Berbeda pula dengan Nurulita, wanita yang yang memiliki hobi membaca komik itu justru menjadikan modal yang besar sebagai dukanya selama berprofesi sebagai fotografer. "Ternyata fotografer yang terjun ke dunia komersil itu memang butuh modal besar, sampai harus menguras tabungan untuk modal. Jadi kalau dukanya sih itu. Di bidang mana pun pasti gede modalnya, tapi aku enggak nyangka fotografer komersil tuh modalnya tinggi," jelas Nurulita saat ditemui Wolipop di studionya yang berlokasi di Jalan Bangka, Kemang Utara, Jakarta. Dianggap remeh oleh orang lain tidak hanya dialami oleh Andra saja, Nurulita pun juga mengalami hal yang sama. "Pernah di underestimate, cuma itu jarang hanya beberapa kali aja," jelas wanita kelahiran 1976 itu. (rma/hst) Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

5 Fotografer Wanita Paling Terkenal di Dunia

Dunia fotografi biasanya selalu dikuasai oleh kaum pria. Namun ternyata ada beberapa wanita yang juga mahir di bidang fotografi. Siapa saja mereka? Seperti yang dikutip dari brighthub, berikut ini lima fotografer wanita yang paling terkenal di masanya. img 1. Dorothea Lange Wanita yang yang lahir pada 26 Mei 1895 ini disebut-sebut sebagai fotografer Amerika yang paling berpengaruh. Ia terkenal dengan karya foto mengenai 'Great Depression', krisis ekonomi parah sebelum perang dunia ke-2. Lange ditugaskan oleh pemerintah untuk mendokumentasikan masa sulit sepanjang sejarah Amerika, dan hasilnya sangat mengharukan serta dramatis. Lange meninggal pada 11 Oktober 1965 karena kanker di usia 70 tahun. img 2. Sally Mann Fotografer Amerika yang dikenal dengan foto hitam putih dan momen-momen candid. Objek favoritnya adalah anak-anaknya sendiri. Sally sering motret anaknya dengan pose telanjang dan hal ini sering menimbulkan kontroversi. Bagi Sally, foto tersebut menggambarkan 'keluguan' dan sisi alami, tapi bagi beberapa kritikus, foto Sally tersebut justru mengarah pada pornografi anak. Selama karirnya, Sally sering mendapatkan penghargaan. Terakhir adalah Honorary Fellowship of The Royal Photographic Society di tahun 2012. img 3. Jill Greenberg Hasil karya Jill Greenberg berkisar dari foto art hingga foto komersial. Objek yang paling sering dipotret adalah, hewan, anak-anak dan selebriti. Salah satu karya Jill yang paling terkenal adalah 'End Times'. Dalam koleksi fotonya itu, Jill menampilkan beberapa anak kecil yang menangis dengan berbagai ekspresi. Foto itu menggambarkan keputusasaan Jill terhadap pemerintahan George Bush di Amerika. Jill membuat anak-anak itu menangis dengan memberinya permen lolipop yang kemudian diambil kembali. Metode itu sempat banyak mendapat protes dari beberapa pihak. img 4. Cindy Sherman Tidak seperti fotografer wanita terkenal lainnya, Cindy Sherman mendapatkan ketenaran bukan hanya karena hasil karyanya, tetapi juga karena ia seringkali menjadi objek dalam fotonya sendiri. Selama karirnya, Cindy Sherman sering menggunakan tubuhnya sendiri dalam karyanya yang cukup kontroversial. Wanita berusia 58 tahun ini juga seringkali foto majalah mode seperti Vogue dan Harper's Bazaar pada tahun 90-an serta brand fashion ekslusif seperti Comme des Garçons, Marc Jacobs, dan Balenciaga. img 5. Annie Leibovitz Siapa yang tidak tahu foto John Lennon telanjang sambil memeluk Yoko Ono dalam sampul majalah Rolling Stone? Itu adalah salah satu karya Annie Leibovitz yang paling fenomenal. Wanita berusia 62 tahun itu merupakan fotografer terakhir yang memotret John Lennon. Pasalnya lima jam setelah pemotretan, John tertembak dan meninggal dunia. Selain itu, Annie juga sempat memotret Miley Cyrus berpose topless untuk majalah Vanity Fair. Hal itu langsung menjadi kontroversi karena Miley baru berusia 15 tahun dan dianggap 'menjual pornografi' untuk buat majalah laris. (eya/eya) Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

Indonesia World Underwater Photo Contest 2013

Indonesia World Underwater Photo Contest 2013 (IWUPC) adalah lomba foto terbesar dan paling bergengsi di dunia bawah laut yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Lomba Foto Indonesia World Underwater Photo Contest 2013 Lomba Foto Indonesia World Underwater Photo Contest adalah kontes foto pertama yang berlangsung di seluruh negeri (Nation Wide) dari Januari hingga November 2013. Jika ingin mengikuti lomba foto Indonesia World Underwater Photo Contest 2013 Anda tidak akan dipungut biaya alias gratis. Selain itu lomba foto ini juga tidak aturan khusus soal penggunaan kamera. Terdiri dari 6 kategori Underwater dan 1 kategori Konservasi. Total hadiah Lomba Foto Indonesia World Underwater Photo Contest sebesar US$ 200,000. Aturan Indonesia World Underwater Photo Contest 2013: Indonesia World Underwater Photo Contest (IWUPC) 2013 is open to entrants of all skill levels; however staff and family members of the judges and photo contest committee members are not allowed to enter the contest. Submission to IWUPC 2013 is free of charge. All images submitted must be the work of the photographer named on the Registration Form. All images submitted must be taken between 01 January and 30 November 2013. All images submitted must be taken in Indonesia and submitted through the Participating Dive Operator to the IWUPC Committee. Entries sent directly to the IWUPC Committee will not be considered. Submitted images must have been taken whilst Entrants dived with the Participating Dive Operator and be accompanied by the local Dive Leader provided by the PDO. All images must be taken in a natural water environment such as a lake or ocean (not a pool, aquarium, or any kind of controlled environment). Entries in the “People and Marine Conservation” category must be taken in a natural environment, not in a studio. All subjects must be alive and in their natural environment. No captive animals will be considered and no entrapment of any kind is permissible. Each individual can win one prize only. Any Entrant with multiple winning entries will be awarded the prize of the highest value. All judges’ decisions are final and not open for debate. Winners will be announced and prizes awarded by the third week of December 2013. Untuk detail informasi lomba foto Lomba Foto Indonesia World Underwater Photo Contest 2013 www.indonesiaunderwatercontest.com

6 Cara Menjadi Seorang Photographer

Beberapa caramenjadi seorang Photographer, di bawah ini beberapa tip menjadi seoarang Photographer, yang nantinya bisa di jadikan referensi bagi calon seorang Photographer yang profesional . 1. Selalu Bawa Kamera Alasan utama mengapa Anda melewatkan momen yang bagus untuk difoto adalah karena Anda tidak membawa kamera. Jadikanlah suatu kebiasaan untuk selalu membawa kamera kemanapun Anda bepergian karena Anda tidak tahu momen-momen atau pemandangan-pemandangan apa yang akan Anda temui nanti. Belilah tas atau tempat untuk kamera Anda karena hal tersebut dapat memudahkan Anda membawa kamera, selain itu juga dapat melindungi kamera Anda dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti goresan maupun benturan dengan benda lain. Tas atau tempat kamera yang memiliki busa dan memiliki lapisan luar yang cukup keras adalah pilihan yang cerdas untuk hal ini. 2. Foto Lebih Banyak Lagi Jika Anda berfikir bahwa Anda telah cukup banyak mengambil foto, tidak demikian adanya, terutama jika Anda adalah pemilik kamera dijital. Hasil foto kamera dijital disimpan dalam format dijital (berkas), jadi tidak ada kerugian bagi Anda untuk mengambil foto lebih banyak. Memang foto tersebut akan menghabiskan sejumlah space pada kartu memori Anda, namun nantinya Anda dapat dengan mudah menghapusnya jika Anda tidak puas dengan hasil foto tersebut. Mengapa Anda mengambil sebuah foto jika Anda bisa mengambil banyak foto? Tidak usah ragu, karena mungkin tempat di mana Anda mengambil foto tersebut tidak akan Anda kunjungi lagi. Foto sebebas-bebasnya, karena pemandangan/adegan sehari-hari yang membosankan dapat saja menjadi bersejarah beberapa tahun kemudian. 3. Percaya pada Mata Anda Mempelajari aturan-aturan composition adalah hal yang baik, namun aturan-aturan tersebut kadangkala tidak berlaku dan ada kalanya Anda harus mempercayai mata Anda. Ketika kita akan memfoto sebuah objek, gerakkan atau pindahkan kamera dan jelajahi pemandangan sekitarnya. KetikaAnda menemukan sudut potret yang menurut Anda bagus, fotolah dengan segera. 4. Latih Mata Anda Lihat dan perhatikan dengan seksama foto yang Anda ambil. Cobalah untuk menemukan kekurangan-kekurangan dan kritiklah hasil foto tersebut. Apakah foto tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan pada saat kita memfoto? Apakah Anda suka composition-nya? Aktivitas peninjauan kembali hasil foto oleh Anda sendiri sangat esensial dalam meningkatkan indra fotografi Anda. 5. Kenali Kamera Anda Anda tidak perlu menghafal setiap fitur pada kamera Anda sesegera mungkin. Akan lebih mudah mengingat fitur-fitur Anda dengan perlahan-lahan mencoba fitur-fitur kamera Anda satu-persatu melalui aktivitas fotografi sehari-hari. Analoginya seperti saat kita belajar mengganti persneling saat mengendarai sepeda motor atau mobil. Jadikan kemampuan mengutak-atik fitur kamera menjadi kebiasaan Anda. Dengan demikian Anda tahu dengan baik fitur-fitur apa yang mesti dipakai pada saat memfoto suatu objek atau pemandangan. 6. Edit Pada Copy Gambar Anda Hal ini berlaku untuk era baru fotografi yaitu kamera dijital. Perlu Anda ingat bahwa sebelum Anda membuat foto salinan maka foto yang Anda punya adalah foto satu-satunya yang masih asli. Biasakanlah membuat salinan atas berkas foto yang akan Anda utak-atik. Beberapa perangkat pengolahan/pengorganisasi gambar dijital biasanya menyertakan fitur ini. Posted by al wafiq at 10:11 PM

Tips Menjaga Lensa Kamera Agar Tidak Berjamur

menanggapi berbagai pertanyaan dari kaskuser mengenai lensa yang berjamur. Maka saya bikin threadnya khusus deh biar gampang nyarinya. Jamur pada lensa disebabkan oleh spora fungi. Spora fungi ada dimana2. Itu alami dan tidak bisa dihindari. Fungi2 yg pada umumnya yg menggangu lensa adalah fungi2 kelas zygomicota. Kebanyakan fungi tersebut hidup optimal pada range suhu daerah tropis (20-40 derajat dan kelembaban tinggi). Supaya spora tidak bergerminasi menjadi hifa pada lensa, maka siklus hidup yg harus kita putus adalah yg saya beri tanda merah. Tips menjaga lensa kamera agar tidak berjamur memiliki beberapa kondisi yg mempengaruhi spora untuk bergerminasi adalah sebagai berikut: 1. Temperatur Temperatur sangat rendah atau sangat tinggi akan mencegah fungi berkembang. Perkembangan spora optimal pada suhu 30 derajat plus minus 5 lah. Yahh suhu hidupnya mirip2 kaya manusia deh. Di suhu tinggi seperti 40 derajat atau rendah seperti 10 derajat spora ga bisa tumbuh (tapi tidak mati). Untuk membunuh spora dibutuhkan suhu 121 derajat dengan tekanan 15 psi minimal 15 menit. Saran: Untuk lensa jangan kita taro di suhu ekstrim. Nanti yang ada lensanya rusak. Biarkan saja pada suhu ruang, karena faktor berikutnya bisa kita atur sehingga spora gagal jadi hifa 2. Kelembaban Kelembaban >70% mutlak dibutuhkan agar spora bisa bergerminasi. Lebih kering, spora akan dorman (tidak mati / hibernasi). Saran: Karena di indonesia kelembaban rata2 tinggi, maka kita perlu menyimpan kamera dan lensa di drybox. Drybox bisa dibeli di toko2 kamera, atau bikin sendiri. 3. Ketersediaan Makanan Untuk perkembangan, maka spora juga butuh makanan untuk menghasilkan energi. Tidak seperti tanaman, fungi tidak bisa berfotosintesa untuk membuat makannanya sendiri. Oleh sebab itu fungi sangat tergantung oleh ketersediaan makanan di sekitarnya. Makanannya berupa bahan2 organik. Lensa yang sudah tua, tentunya akan mengumpulkan debu. Debu dapat berupa zat oraganik dan spora. Zat organik inilah yg dipakai oleh fungi untuk berkembang. Namun karena jumlahnya sedikit, biasanya fungi hanya berkembang sampai pada tahap hifa dan akhirnya mati karena tidak ada makanan yg mencukupi untuk mencapai siklus pembentukan sporangium. Sisa2 pertumbuhan ini kemudian menempel pada coating lensa sehingga jadi sulit dibersihkan. Lain cerita kalo spora jatuh pada roti. Fungi pasti akan berkembang subur hingga membentuk sporangium. Selain debu, di telapak tangan kita pun terdapat “makanan” yg bisa digunakan untuk berkembang biak. Saran: Kalo bisa hindari sering2 memotret tempat2 berdebu dan simpanlah lensa di dry box untuk menghindari debu dan menjaga kelembaban. Setelah pemakaian, tentunya lensa suka kotor kena sidik jari dll. Jangan lupa dibersihkan dengan alkohol (pelarut organik). Lensa2 canon seri L tertentu udah whater sealed. Ini cukup memnbantu menghindari kontaminasi pada internal parts pada lensa nya. Untuk melihat contoh lensa-lensa berjamur, silakan cek disini: http://www.kaskus.us/ UPDATE!!! FAQs mengenai jamur pada lensa. Frequently Asked Question Q: Kalo udah jamuran parah bisa dibersihin ga? A: Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ngebersihin lensa dari jamur itu susah dan tidak 100% berhasil. Tergantung tingkat keparahannya. Jika jamur telah mengerak di lapisan lensa, satu-satunya cara membersihkannya adalah memoles ulang dan recoating elemen lensa yg terinfeksi. Ini adalah pekerjaan yang sangat khusus, dan tidak ekonomis. Tapi kalo lensa yg kena sebangasa 400mm f/2.8 IS boleh dipertimbangkan, tapi kalo lensa sekelas 50mm f1.8 ya mendingan dibuang aja. Sepertinya di indo ga ada yg bisa memoles lensa ulang deh. Kalo dibawa ke service center pun mereka sepertinya enggan. Takut alat polesnya terkontaminasi juga. Untuk jamur yang sedikit dan letaknya di luar bisa dibersihin sendiri. Yaitu dengan mengelap lensa degnan alkohol isopropyl 96%. Kalo agak membandel boleh dicoba dengan campuran hidrogen peroksida 2% + amonia 4% + akuades 94%. Di lap pelan2. Masalah terbesar adalah kalo yg terkena elemennya dalam, ya harus dibongkar. Setiap elemennya biasanya kan ada “semen” / lem buat nempelin lensa ke housing nya, untuk melepasnya sih gampang. Cukup tinggal manasin saja. Tapi untuk masangnya kembali perlu seorang spesialis Q: Denger2 pake disinari UV bisa mati? denger2 kalo disekap dengan silica gel bisa sembuh? dll A: Benar. Secara fisiologis memang jamur bisa mati. Namun, “jasad” nya sering kali masih menempel di lensa dan mengerak. Jadi metode ini tidak 100% bisa berhasil. Q: Kalo lensa sering dipakai rentan jamuran ga ya? A: Yang bahaya itu lensa yg frekuensi pemakainannya lama, tapi frekuesi penyimpanannya juga lama. Misalnya 1 minggu dipake full, terus disimpan 1 minggu. Kalo nyimpennya bener sih ga apa2, tapi kalo penyimpanannya ga bener cepat jamuran. Tapi kalo lensa tsb frekuensi dipakenya sering misalnya 2-3 hari sekali dipake dan konstan, dengan penyimpanan seadanya lebih ngga cepet jamuran.. Contoh nyatanya adalah kaca mata, dipakai tiap hari ga jamuran. Q: Gimana cara menghidari spora2 nakal? A: Spora ga bisa dihindari. Kita hidup berdampingan dengan spora. Namun kita bisa mengendalikan supaya sporanya tidak jadi jamur. Q: Berapa kelembaban ideal untuk menyimpan kamera dan lensa? A: Untuk menghindari fungi, simpan di tempat kering yg memiliki RH dibawah 70%. Untuk menghindari kerusakan mekanik simpan di tempat yg memiliki RH diatas 30% Idealnya peralatan disimpan pada RH berkisar 40-50%. Sumber : http://www.kaskus.us/ tulisan ini didapatkan dari thread kaskus http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=3072607 Itulah beberapa tips menjaga lensa kamera agar tidak berjamur, semoga bermanfaat.

KAMERA

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret. Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhada cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya. A. Sejarah Kamera Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang. B. Komponen Kamera Sebuah kamera minimal terdiri atas: Kotak yang kedap cahaya (badan kamera) Sistem lensa Pemantik potret (shutter) Pemutar film C. Jenis Kamera Berdasarkan Media Penangkap Cahaya Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer). Kamera film Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih. Jenis film Pembagian film berdasarkan ukuran: Small format (35mm) Medium format (100-120mm) Large format Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film haru menggunakan kamera yang berbeda pula. Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya: Film hitam putih Film warna Film positif Film negatif Film daylight Film tungsten Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek) Kamera polaroid Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film. Kamera digital Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card. D. Jenis Kamera Berdasarkan Mekanisme Kerja Kamera single lens reflect Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan. Kamera instan Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur. E. Pembagian Kamera Berdasarkan Teknologi Viewfinder Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak. Kamera saku Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder) dengan lensa. Kamera TLR Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama. Kamera SLR (Single Lens Reflect) Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan ke mata fotografer sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik dengan yang akan terbentuk. Saat fotografer memencet tombol kecepatan rana, cahaya akan dibelokkan kembali ke medium (atau film). lensa kamera SLR dapat diganti ganti sesuai kehendak,sangat disukai para ahli foto, atau hobby, dudukan lensa pada body kamera berbeda benda tergantung merek kamera,mulai dari lensa wide(sudut lebar),tele(jarak jauh),dan lensa normal(standard 50 mm),tersedia pula lensa zoom dengan panjang lensa bervariasi

Jenis-jenis Kamera

Jenis-Jenis Kamera Written by Egie a. Kamera film, sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang - Format film Sebelum kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu berbagai macam format/ukuran film. APS, Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia. Format 135. Dikenal juga dengan film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer, banyak kita temui di sekitar kita. Medium format Large format - Jenis Film Film B/W, film negatif hitam putih. Film negatif warna. Paling populer, sering kita pakai. Film positif, biasa juga disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas. - Jenis-jenis kamera Pocket/compact. Kamera saku. Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan film format 35mm. Rangefinder. Kamera pencari jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya menggunakan film format 35mm. SLR, Single Lens Reflex. Kamera refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis. Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm. Disebut juga kamera sistem. TLR, Twin Lens Reflex. Kamera refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium. Viewfinder. Biasanya menggunakan format medium b. Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual c. Kamera digital. Menggunakan sensor digital sebagai pengganti film. 1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya. Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual. 2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto. 3. DSLR. Digital SLR. - Shooting mode Mode auto, mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret. Full auto, kamera yang menentukan semua parameter. Portrait, kamera menggunakan aperture terbesar untuk menyempitkan DOF. Landscape, kamera menggunakan aperture terkecil. Nightscene, menggunakan kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus. Fast shuter speed Slow shutter speed Creative zone P, program AE. Mirip dengan mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white balance, flash on/off, dan continues shooting. Tv, shutter speed priority AE. Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat. Av, aperture priority AE. Kita menentukan aperture, kamera mengatur speed. M, manual exposure. Kita yang menentukan aperture dan speed secara manual.

Lensa Kamera serta Fungsinya


Pada kesempatan Posting kali ini saya akan membahas tentang photography dan mempelajari tentang jenis lensa kamera dan fungsinya, Pada dasarnya Prinsip photography adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Dan Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan selanjutnya medium disebut lensa. Alat terpenting dari kamera adalah lensa.seperti apakah jenis-jenis kamera yang dipakai dalam photography? mari kita bahas satu persatu... Alat terpenting dari kamera adalah lensa. Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya, hingga mampu menerangkan gambar tangkapan, ke medium penangkap (film atau sensor digital). Lensa terdiri atas beberapa lensa/optik yang berjauhan yang bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi fokus yang berbeda. Penjelasan tentang episode yang dibahas
1. Persiapan: Mempersiapkan alat & bahan
2. Bahan dan alat: Beberapa jenis lensa kamera foto & modelnya
. 3. Menjelaskan bahan dan alat: Beberapa jenis lensa yang banyak dikenal di kalangan fotografer adalah : Lensa lambat Digunakan untuk mengimbangi setting kecepataan bukaan rana sangat rendah di badan kamera. Lensa makro Lensa makro (en:macro lens) adalah lensa yang didesain untuk panjang fokus (en:focus distance) yang sangat pendek. Lensa ini khusus digunakanuntuk menangkap detail maksimal dari suatu objek. Banyak digunakan untuk foto-foto produk dan sains. Read more: http://tenguk-tenguk.blogspot.com/2012/06/jenis-lensa-kamera-dan-fungsinya.html#ixzz2JAqkJC3Z

Teknik Cara Foto

Dalam bidang fotografi memotret gerak adalah tantangan tersendiri, karena tak mudah untuk mengabadikan obyek yang bergerak. Diperlukan pengetahuan dan skill yang memadai dalam menangkap momen gerak. Pengetahuan itu di antaranya teknik-teknik bagaimana memotret gerak. Untuk memotret gerak (motion/movement) dapat menggunakan salah satu dari teknik berikut: 1. Teknik Freezing Memotret obyek bergerak dengan teknik ini adalah bagaimana “membekukan” obyek pada momen bergerak yang tepat sehingga diperoleh foto yang menggambarkan gerakan. Berikut ini adalah setting kamera untuk memotret gerak dengan teknik freezing: - Setting manual: menggunakan speed tinggi (di atas 1/100 second), aperture (f) disetel menyesuaikan dengan kecepatan, dan ISO bisa dinaikkan (400 ke atas) atau tidak (tetap di angka 100-200) sesuai dengan selera. - Aperture priority (mode A di kamera Nikon dan Av di kameran Canon): aperture dapat disetel sesuai dengan selera untuk menghasilkan kualitas gambar yang diinginkan, adapun speed otomatis akan menyesuaikan. Flash dapat digunakan untuk membekukan obyek

Panduan Memilih Lensa Kamera DSLR


Panduan Memilih Lensa Kamera DSLR

Ada banyak jenis dan macam lensa kamera DSLR. Selain berbeda jenis atau tipenya, perbedaan harga pun amat mencolok, mulai dari kurang dari satu juta hingga ratusan juta rupiah. Hal ini bisa membuat bingung mereka yang berencana membeli kamera DSLR atau menambah koleksi lensanya. Bila di artikel lalu kami sudah sajika cara menilai kualitas lensa DSLR, kini kami hadirkan panduan dalam memilih lensa DSLR. Selamat membaca.

Panduan yang kami susun kali ini bersifat umum dan simpel, tidak seperti panduan sebelumnya yang khusus membahas lensa Canon dan Nikon saja. Di artikel kali ini kami golongkan lensa DSLR dalam berbagai kelompok utama, yaitu berdasarkan diameternya, berdasarkan jenisnya dan berdasarkan bukaan diafragmanya.

Diameter Lensa

Pertama, berdasarkan diameter lensa, kini dikenal dua golongan umum yaitu :

  • lensa full-frame (35mm)

  • lensa crop sensor

Untuk lensa full-frame, diameter optiknya lebih besar daripada lensa crop sensor. Hal ini karena lensa full-frame didesain untuk bisa dipakai di DSLR full-frame dan SLR film 35mm. Di pasaran, kita perlu mengenali kode yang menunjukkan lensa full-frame, misalnya EF untuk Canon, FX untuk Nikon, DG untuk Sigma dsb.

Sedangkan lensa crop sensor berukuran lebih kecil, didesain untuk DSLR dengan sensor yang lebih kecil dari sensor full-frame, yaitu sensor APS-C (Canon, Nikon, Pentax, Sony) dan sensor Four Thirds (Olympus). Lensa ini memiliki diameter yang lebih kecil dari lensa fll-frame, meski tetap memiliki desain mounting yang sama. Artinya, kita bisa saja memasang lensa crop sensor ini pada DSLR full frame, namun pada hasil fotonya akan terdapat lingkaran di bagian luar foto (vignetting) akibat ukuran sensor yang lebih besar dari diameter lensa. Lensa crop sensor ini dikenali dari kodenya seperti EF-S untuk Canon, DX untuk Nikon, DC untuk Sigma, DA untuk Pentax dsb.

sensor01
Gambar di samping menunjukkan perbedaan ukuran antara sensor APS-C dan sensor full-frame 35mm. Lingkaran merah menunjukkan diameter lensa full-frame dan lingkaran hijau menunjukkan diameter lensa crop. Tampak kalau diameter lensa crop telah didesain untuk menyesuaikan ukuran bidang sensor APS-C yang memang lebih kecil dari sensor 35mm. Adakalanya pemilik kamera APS-C justru memakai lensa full frame. Hal ini disebabkan karena untuk kebutuhan profesional kebanyakan lensa yang tersedia adalah lensa full-frame. Contohnya, untuk kebutuhan profesional, pemakai kamera EOS 7D akan memilih lensa EF 70-200mm.

Jenis fokal lensa

Ditinjau dari jenis lensa, ada dua kelompok utama yaitu lensa fix (prime) dan lensa zoom. Simpel saja, lensa fix artinya hanya memiliki satu nilai panjang fokal, sedang lensa zoom bisa berubah dari fokal terpendek hingga terpanjang. Lensa zoom sendiri terbagi atas beberapa rentang fokal, seperti zoom wide, zoom normal dan zoom tele. Ada juga lensa sapu jagad, alias bisa bermain zoom dari wide hingga tele yang praktis untuk dibawa bepergian. Kali ini kami uraikan untung rugi dari tiap pilihan yang ada :

Lensa prime / fix

fix

Pentax 70mm f/1.4

Lensa prime adalah lensa yang hanya punya satu nilai fokal, misal 35mm, 50mm, 100mm dsb. Lensa jenis ini umumnya punya bukaan maksimal yang besar, misal f/1.4 atau f/1.8 sehingga cocok untuk dipakai saat low light. Meski ada berbagai macam pilihan fokal dari lensa fix di pasaran, namun yang paling populer adalah lensa 50mm karena punya fokal dengan perspektif normal.
Daya tarik dari lensa fix diantaranya :

  • relatif murah

  • ukurannya kecil dan ringan

  • hasil foto sangat tajam

  • karena punya bukaan besar, bisa menghasilkan DOF yang tipis

  • karena punya bukaan besar, bisa diandalkan untuk low light

Adapun hal yang kurang menyenangkan dari lensa fix adalah lensa ini tidak bisa berganti fokal sehingga untuk merubah posisi fokal kita harus maju atau mundur terhadap objek.

Lensa zoom wide

wide

Sony SAL DT 11-18mm f/4.5-5.6

Lensa zoom wide dalah lensa zoom yang memiliki rentang fokal wideangle mulai dari 10mm hingga 30mm, sehingga cocok untuk landscape dan arsitektur meski kurang cocok untuk potret karena adanya distorsi.
Daya tarik lensa zoom wide diantaranya :


  • mampu menghasilkan foto dengan angle dengan kesan luas dan dramatis

  • cocok untuk kebutuhan profesional dan komersil

Namun demikian lensa zoom wide dijual dengan harga yang relatif mahal karena tingginya tingkat kesulitan dalam mendesain lensa tersebut. Di pasaran, lensa semacam ini dijual di kisaran harga 6 juta hingga 12 juta rupiah.

Contoh lensa zoom wide :

  • Canon EF-S 10-22mm f/3.5-4.5

  • Nikon AF-S 10-24mm f/3.5-4.5

  • Pentax DA 12-24mm f/4

  • Sony SAL-DT 11-18mm f/4.5-5.6

  • Olympus Zuiko 9-18mm f/4-5.6

  • Rekomendasi untuk 3rd party : Tokina 11-16mm f/2.8

Lensa zoom normal/standar (general purpose)

normal

Zuiko 14-54mm f/2.8-3.5

Adalah lensa zoom yang memiliki rentang fokal yang dianggap memenuhi kebutuhan wide hingga tele biasa. Lensa semacam ini mampu mengakomodir rentang fokal normal di kisaran 50mm sehingga mampu  menghasilkan foto yang rendah distorsi, dan menghasilkan persepektif yang sama seperti apa yang dilihat oleh mata manusia. Lensa zoom normal akan semakin mahal bila memiliki bukaan besar apalagi bila punya bukaan konstan f/2.8 yang tergolong kelas profesional.

Contoh lensa zoom normal kelas mahal :

  • Lensa 24-70mm f/2.8

  • Lensa 17-55mm f/2.8

Sedangkan lensa zoom normal ekonomis diantaranya :

  • Canon EF-S 17-85mm f/4-5.6

  • Nikon AF-S 16-85 f/3.5-5.6

  • Pentax DA 17-70mm f/4

  • Sony SAL DT 18-70mm f/3.5-5.6

  • Olympus Zuiko 14-54mm f/2.8-3.5

  • Rekomendasi 3rd party : Sigma 17-70mm f/2.8-4

Lensa zoom tele


tele2-8

Nikon AF-S 70-200mm f/2.8 VR

Lensa zoom tele menjadi salah satu lensa yang favorit banyak orang karena kemampuannya untuk dipakai memotret obyek yang jauh, ditambah lagi harganya yang cukup terjangkau. Belum lagi lensa tele mampu menghasilkan foto dengan bokeh yang baik (DOF tipis), bisa dibilang hampir menyamai hasil yang didapat dengan memakai lensa prime.

Namun perlu diingat kalau lensa zoom tele berkisar di fokal tele diatas 100mm, sehingga rentan goyang akibat getaran tangan. Untuk itu para profesional lebih memilih lensa tele bukaan besar dan ditambah fitur stabilizer, sehingga lensa tele masih bisa dipakai di saat kondisi kurang cahaya.


Lensa zoom tele terbagi dua kelompok, yaitu kelompok profesional dan kelompok biasa.

Untuk zoom tele profesional diantaranya :

  • Canon EF 70-200mm f/2.8

  • Nikon AF-S 70-200mm f/2.8  (gambar di atas)

  • Pentax DA 60-250mm f/4

  • Sony SAL 70-200mm f/2.8

  • Olympus Zuiko 90-250mm f/2.8

  • Rekomendasi 3rd party : Sigma 70-200mm f/2.8

tele

Sigma 70-300mm f/4-5.6

Untuk zoom tele biasa, umumnya terdapat pilihan 70-300mm (gambar di atas) yang fokal telenya cukup panjang dan 55-250mm (gambar di bawah) yang lebih ekonomis. Perhatikan kalau lensa tele ekonomis punya variabel aperture (misalnya f/4-5.6), sehingga bukaannya akan semakin mengecil saat lensa di-zoom maksimal. Maka itu lensa tele semacam ini dihindari oleh para profesional karena sulit diandalkan di saat perlu speed tinggi.

tele2

Canon EF-S 55-250mm f/4-5.6

Meski demikian, lensa tele ekonomis seperti ini laris manis karena harganya murah dan hasil fotonya di tempat yang cukup cahaya masih sangat baik. Jadilah lensa semacam ini menjadi lensa favorit untuk kebutuhan harian dan untuk sekedar hobi.

Lensa zoom all-round  / super zoom / sapu jagad

tamron_18-270

Tamron 18-270mm f/3.5-5.6 VC

Adalah istilah untuk lensa zoom dengan kemampuan mencover rentang wide hingga tele yang ekstrim, hingga lensa ini mampu menggantikan beberapa macam lensa sehingga praktis dipakai kemana saja. Umumnya lensa ini memiliki rentang fokal 18-200mm, meski ada juga yang bisa mencapai 18-270mm (lihat gambar di atas). Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih lensa jenis ini :


  • Lensa ini praktis namun tergolong mahal

  • Lensa ini hanya tersedia untuk jenis variable aperture saja

  • Kemampuan optik dari lensa ini tergolong pas-pasan (karena banyaknya elemen optik di dalamnya)

  • Usahakan memilih lensa jenis ini yang dilengkapi dengan fitur stabilizer optik

Pemilihan lensa harus disesuaikan dengan kategori foto yang kita kehendaki. Kategori ini bisa didasarkan pada:

  • Foto yang paling sering kita ambil, atau

  • Tuntutan pekerjaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhccg06FOYIDMrRJWdnozAvfCfuYaZyDxCM0W276BGAp51529aSNB1PJDQyRptyJmkA8mbbDZUTDiujadR1jLcaTkvTJEvEKxdEQNa8Knc2Kr_UmuOVRW1bQvq-f2qbYKd93aGPYLOutVI/s200/lens.jpg

Dari pemahaman mengenai kategori foto ini, kita dapat menentukan kriteria dari lensa yang kita perlukan. Supaya lebih mudah dimengerti, contohnya sebagai berikut:

  • Paparazzi dan wartawan olahraga sering mengambil foto dari jarak jauh dan perlu kecepatan respon agar tidak ketinggalan momen, jadi perlu lensa tele dengan fokus jauh (di atas 200 mm) yang dilengkapi image stabilizer & motor ultrasonik

  • Foto produk dalam studio dengan penerangan terbatas, perlu lensa dengan jarak fokus pendek (antara 18 sampai 50 mm), bisa memotret dari jarak dekat (makro) dan aperture lebar

  • Foto panggung/ show memerlukan lensa yang mampu memotret dalam kondisi low-light (aperture lebar/ fast lens), respon cepat (motor ultrasonik atau sejenisnya), dan fokus jauh (200 mm atau lebih)

  • Untuk foto jurnalistik, travelling, human interest, yang diperlukan adalah fleksibilitas & kejelian menangkap momen. Lensa vario dengan range lebar (sapujagad) dan bobotyang ringan paling cocok untuk memenuhi keperluan ini, misalnya 18-135 mm atau 18-200 mm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ0SbwfJTCmAunhzj1lA9SHOZKQavmN-xrCr5HznTex4l_y7DUhKDEPg2tCjNNRFrwba0IWNnQGE_ZXp7Ssnkx2uU65UmuRoyAyKDia-y4F-Z3FhH4PpsVPgXJDWyIdECcrKeF_D5q7vU/s200/Canon+EF+100+400mm+f4+5+5+6L+IS+USM+Telephoto+Zoom+Lens+for+Canon+SLR+Cameras.jpg

Setelah mengetahui kriteria lensa yang kita perlukan, barulah kita dapat mencari lensa yang sesuai dengan keperluan & anggaran.